Senin, 09 September 2019

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

Penyebab Erosi
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan erosi antara lain adalah :

1. Curah hujan

Intensitas turunnya hujan menggambarkan jumlah dan volume curah hujan per satuan waktu. Apabila curah hujan tergolong tinggi, maka akan mempercepat terjadinya erosi. Hal ini dapat kita amati dengan membandingkan pada saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim hujan, terjadi erosi akan cenderung lebih cepat dibandingkan erosi yang terjadi pada saat musim kemarau.

2. Sifat-sifat tanah

Sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah juga bisa menjadi penyebab terjadinya erosi. Apabila tanah memiliki tekstur yang kasar dan halus, maka tanah tersebut akan tahan terhadap erosi. Selain itu kandungan bahan organik yang ada pada tanah juga dapat menentukan kepekaan tanah terhadap erosi. Hal ini karena, bahan-bahan organik yang terkandung pada tanah dapat mempengaruhi tingkat kemantapan struktur tanah.

3. Lereng

Tingkat erosi yang terjadi pada lereng akan semakin meningkat apabila lereng semakin curam, akibatnya, Kecepatan aliran permukaan akan menjadi semakin meningkat sehingga kekuatan pengangkut juga akan semakin meningkat. Selain itu bentuk lereng yang semakin memanjang dapat mengakibatkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar, otomatis hal ini dapat mengakibatkan terjadinya erosi menjadi lebih cepat.

4. Vegetasi
Apabila di suatu permukaan bumi mempunyai vegetasi yang rimbun, maka daerah tersebut akan lebih terhindar oleh bahaya erosi. Salah satunya, ekosistem yang berperan paling efektif dalam pencegahan terjadinya erosi yaitu hutan. Mengapa demikian? hal tersebut dapat terjadi karena tidak lain karena akar-akar yang dimiliki oleh pepohonan yang menancap pada tanah tersebut akan mengakibatkan tanah menjadi semakin kuat dan lebih terlindungi dari bahaya erosi.

5. Manusia

Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang menghuni bumi yang telah diberikan akal oleh sang pencipta, namun tidak semua manusia menggunakan akalnya untuk melakukan kebajikan, ada juga yang mengakibatkan kerugian. Ada beberapa macam aktivitas manusia yang dapat mempercepat terjadinya proses erosi diantaranya; penggundulan hutan, pembangunan gedung-gedung dan aktivitas industri lainnya.                                                  
Meskipun demikian, manusia juga dapat melakukan pencegahan erosi dengan mengupayakan beberapa macam hal seperti; melakukan penanaman kembali lahan yang telah gundul, terasering pada tanah yang berada di lereng, menjaga kelestarian daerah aliran sungai, melakukan contour farming, membuat tanggul pemecah ombak, dan sebagainya.
Dampak Erosi









Erosi tanah menyebabkan terbentuknya struktur topologi baru karena perpindahan partikel tanah. Vegetasi daerah terpengaruh akibat terjadinya erosi tanah, karena tanah menjadi lebih lapuk sehingga produktivitas dan kesuburan lahan menjadi berkurang. Kadar air dan mineral juga berkurang sehingga sulit dilakukan aktivitas pertanian pada lahan.

Selain itu erosi tanah juga dapat memakan korban jiwa, seperti tanah longsor yang mungkin menimpa salah satu dari kita.

Semua proses geografis yang terjadi di bumi ini semuanya saling berkaitan, dan sedikit perubahan pada satu faktor akan menghasilkan efek domino pada puluhan proses lainnya, yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan satu sama lain.

Sudah saatnya kita semua perlu memahami konsep erosi tanah, dan memulai konservasi tanah & pengendalian erosi. Kita sudah memiliki masalah perubahan iklim dan pemanasan global, tentunya tidak ingin menambah masalah lain lagi.

Berikut Video Berita Dampak Dari Erosi

Erosi Tanah Akibat Terkikis Air Sungai Mulai Mengancam Warga Telanai Pura, Jambi - iNews Pagi 30/05


TERKANA EROSI ,PENYANGGA JEMBATAN AMBLAS

BNPB: Banjir Pantai Mutiara Akibat Erosi Dasar Tanggul


Cara Mengatasi

1. Lakukan Konservasi Tanah
Pengertian dasar dari Konservasi tanah adalah serangkaian upaya dan strategi untuk mencegah dan menghambat proses terjadinya pengikisan tanah dan perubahan struktur biologi dan kimiawi akibat kesalahan dalam pengolahan tanah seperti pengasaman, salinisasi dan kontaminasi zat berbahaya lainnya.

2. Membuat Terasering
Terassering merupakan salah satu bentuk pencegahan erosi yang paling sering dilakukan yakni dengan cara membuat teras demi teras seperti tangga pada lahan yang miring sehingga ketika turun hujan air tidak langsung hanyut begitu saja sehingga peluang terjadinya pengikisan tanah dapat di tekan seminimal mungkin. Dengan membuat sistem lahan yang berteras seperti ini akan membuat tanah semakin stabil begitu juga sangat baik untuk tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut. Namun pembuatan terasering juga akan mempengaruhi lapisan atmosfer bumi karena akan membuat konservasi tanah yang akan merubah sedikit struktur pada tanah.
3. Countur Farming
Merupakan sistem penanaman berdasarkan garis kontur suatu tanah sehingga sistem perakaran tanaman akan semakin solid dan sanggup menahan tanah ketika terjadi hujan deras. Pembuatan sistem kontur tanah ini seperti membuat perangkap tanah sehingga tidak mudah hanyut terbawa air, membuat teras bangku atau gundulan. Sistem penanaman kontur ini sudah banyak diperkenalkan kepada petani di Indonesia untuk mengembangkan pertanian secara berkelanjutan.
4. Membuat Tanggul Pasangan
Setiap lahan yang miring wajib dibuatkan semacam tanggul yang searah dan sejajar dengan kontur tanah, dengan demikian air hujan dapat tertampung dari langsung menyerap kedalam tanah sehingga mengurangi terjadinya Run Off atau aliran permukaan. Pada daerah tanggul tersebut lebih bagusnya ditanami oleh tanaman seperti jagung yang memiliki batang yang tinggi, dengan demikian air tidak akan terlalu lama tergenang di daerah tanggul.
5. Optimalkan Drainase atau Saluran Air
Tujuan adanya drainase ini untuk menjadi jalur pelepasan air sehingga sisa air yang tidak terserap oleh vegetasi penutup lahan atau buffering, dapat segera alirkan ketempat yang lebih rendah. Namun diperlukan juga upaya memotong panjangnya lereng menjadi lebih pendek dengan menggunakan teras sehingga memperlambat aliran air. Selain itu perlu juga ditinjau secara rutin kualitas drainase suatu lahan dengan melakukan pemeriksaan untuk mengecek apakah ada bagiannya yang mengalami kerusakan, sehingga langkah seperti ini dapat semakin mengoptimalkan fungsinya suatu drainase.
6. Lakukan Rotasi Tanam (Crop Rotation)
Merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk menjaga kelestarian unsur hara yang terkadung dalam tanah dengan cara melakukan pengiliran jadwal penanaman jenis tumbuhan  sehingga zat yang berguna bagi kesuburan tanah tidak habis diserap oleh satu jenis tanaman saja. Jika unsur hara sudah habis maka akan semakin rentan terjadinya pengkisan lapisan tanah paling atas, tempat humus berada dan tidak akan menjadi pen
Pertumbuhan suatu tanaman akan terhambat jika tidak melakukan crop rotation tersebut, karena setiap tumbuhan memiliki karakteristik yang berbeda dalam menyerap unsur hara, jika hanya menanam satu jenis tanaman saja maka keseimbangan kimiawi tanah akan terganggu, tanaman pun akan sulit untuk tumbuh dengan baik sehingga akhirnya tidak lagi kokoh dalam menahan tanah dan menyerap air.
7. Lakukan Reboisasi
Hal ini menjadi langkah preventif yang paling signifikan pengaruhnya. Penyebab terjadinya erosi tidak hanya karena buruknya sistem bercocok tanam melainkan disebabkan juga oleh dampak akibat kerusakan hutan gundul akibat kegiatan penebangan illegal. Banyak pihak yang tidak bertanggung jawab merusak kelestarian lingkungan. Demi memperoleh keuntungan besar, mereka enggan untuk kembali melakukan penanaman kembali atau reboisasi. Harusnya sesaat setelah terjadi penebangan hutan, harus segera ditanam dengan bibit baru sehingga lapisan tanah paling atas yang merupakan tempat kaya unsur organik tidak hilang begitu saja.
Kegiatan reboisasi sangat efektif dan dapat bernilai ekonomi jika jenis tanaman yang ditanam bernilai tinggi dan cepat tumbuhnya, seperti kayu sengon. Upaya ini akan sukses jika adanya aturan ketat yang melarang penebangan hutan tanpa memiliki ijin. Selain itu harus meningkatkan frekuensi kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk membuka kesadaran mereka akan pentingnya pelestarian lingkungan khususnya hutan.
8. Menjaga Kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai perlu dijaga karena merupakan penahan tanah supaya tidak habis terbawa aliran sungai, terlebih jika sungainya beraliran deras. Masih rendahnya kesadaran masyarakat yang tinggal disekitar DAS, menjadi biang kerok rusaknya ekosistem daerah pinggiran aliran sungai tersebut. Salah satu solusi untuk menekan proses terjadinya pengikisan tanah yakni dengan dibuatkan tembok batu berangka besi di sepanjang aliran sungai.
Namun masalahnya adalah berapa banyak dana yang akan dihabiskan hanya untuk membuat tembok batu tersebut, sehingga upaya meningkatkan kesadaran dari masyarakat menjadi satu satunya pilihan realistis. Pembuatan tembok batu berangka besi itu hanya dilakukan jika memang daerah pinggir aliran sungai bertipe tanah rawa yang strukturnya lembut dan basah. 

Senin, 02 September 2019

Penyebab, Dampak, dan Cara Mencegah Abrasi

 abrasiadalah suatu proses alam berupa pengikisan tanah pada daerah pesisir pantai yang diakibatkan oleh ombak dan arus laut yang sifatnya merusak.
Salah satu kerusakan garis pantai ini dapat dipicu karena terganggunya keseimbangan alam di daerah pantai tersebut. Akan tetapi meskipun pada umumnya abrasi diakibatkan oleh gejala alam, namun cukup banyak perilaku manusia yang juga ikut menjadi penyebab abrasi pantai.
Sederhananya abrasi adalah pengikisan di daerah pantai akibat gelombang dan arus laut yang sifatnya destruktif atau merusak. Karena adanya pengikisan tersebut sehingga menyebabkan berkurangnya daerah pantai di mana wilayah yang paling dekat dengan air laut menjadi sasaran pengikisan. Oleh karenanya apabila dibiarkan abrasi akan terus mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di sekitar pantai tersebut.

Faktor Penyebab Abrasi

Faktor Penyebab Abrasi
Seperti yang sudah di singgung sebelumnya dalam pengertian abrasi, bahwa abrasi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan faktor manusia. Berikut masing-masing penjelasannya:
1. Faktor Alam
Faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi antara lain seperti pasang surut air laut, angin di atas lautan, gelombang laut serta arus laut yang sifatnya merusak.
Tentunya faktor alam yang menyebabkan abrasi ini tidak dapat dihindari karena laut memiliki siklusnya tersendiri. Karena pada suatu periode tertentu angin akan bertiup sangat kencang sehingga menghasilkan gelombang dan arus laut yang besar pula yang dapat menyebabkan pengikisan pantai.
2. Faktor Manusia
Ada beberapa perilaku manusia yang ikut menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Salah satunya adanya ketidakseimbangan ekosistem laut dimana terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang dan biota lainnya. Sehingga apabila terjadi arus atau gelombang besar maka akan langsung mengarah ke pantai yang dapat menimbulkan abrasi.
Selain itu, pemanasan global juga menjadi salah satu pemicu abrasi pantai misalnya seperti aktivitas kendaraan bermotor atau dari pabrik-pabrik industri serta pembakaran hutan. Asap asap yang menghasilkan zat karbon dioksida tersebut akan menghalangi keluarnya panas matahari yang dipantulkan oleh bumi.
Akibatnya panas tersebut akan terperangkap di lapisan atmosfer yang dapat menyebabkan suhu di bumi meningkat. Apabila ada kenaikan suhu di bumi, maka es di Kutub akan mencair dan permukaan air laut akan mengalami peningkatan yang dapat mempengaruhi wilayah pantai yang rendah.
Kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh manusia secara besar-besaran juga menjadi faktor penyebab abrasi pantai. Hal itu berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan dan arah air laut saat menghantam daerah pantai. Karena jika tidak membawa pasir maka kekuatan untuk menghantam pantai semakin besar.

Dampak Abrasi

Dampak Abrasi
Pada dasarnya abrasi akan merusak area sekitar pantai. Mengacu pada pengertian abrasi, adapun beberapa dampak abrasi adalah sebagai berikut:
1. Penyusutan Area Pantai
Dampak abrasi yang dapat terlihat secara langsung adalah terjadinya penyusutan area pantai. Hantaman ombak dan arus laut yang terus menerus mengakibatkan bebatuan dan tanah terpisah secara perlahan dari daratan. Akibatnya lahan dan pemukiman disekitar pantai menyampit dan warga pesisir sulit mendapatkan mata pencaharian.
2. Hutan Bakau Rusak

Hutan bakau (mangrove) merupakan hutan yang tumbu di air payau dan dipengaruhi oleh air lau yang pasang-surut. Pada dasarnya hutan bakau ini untuk mencegah atau memecah ombak laut yang terlalu besar agar tidak mencapai ke daratan.
Namun, ketika terjadi abrasi maka hutan bakau akan rusak dan ekosistem di sekitarnya juga rusak, serta tidak dapat berfungsi pada saat musim badai.
3. Hilangnya Habitat Flora dan Fauna
Abrasi juga dapat mengakibatkan banyak jenis hewan dan tumbuhan kehilangan habitatnya, terutama ikan-ikan kecil. Hilangnya populasi ikan-ikan tertentu pada akhirnya akan merusak ekosistem laut.

Pencegahan Abrasi

Pencegahan Abrasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa abrasi adalah peristiwa yang memberikan dampak buruk pada daerah pantai. Oleh karena itu upaya pencegahan abrasi harus segera dilakukan sebelum bertambah parah.
Adapun beberapa cara pencegahan abrasi adalah sebagai berikut:
1. Menanam Pohon Bakau
Pohon bakau merupakan jenis pepohonan yang akarnya dapat menjulur ke dalam air pantai. Biasanya pohon bakau ditanam sejajar garis pantai untuk sekaligus membatasi daerah air dengan daerah pantai yang berpasir.
Akar pohon bakau yang kuat akan menahan gelombang dan arus laut yang mengarah ke pantai agar tidak menghancurkan bebatuan dan tanah di daerah pantai.
2. Memelihara Terumbu Karang
Pencegahan abrasi juga dapat dilakukan dengan pemeliharaan terumbu karang. Seperti kita ketahui bahwa terumbu karang memiliki fungsi sebagai pemecah gelombang. Dengan begitu, apabila ekosistem terumbu karang diperbaiki maka dapat meminimalisir terjadinya abrasi.
3. Melarang Penambangan Pasir
Ini merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah daerah dan pusat yang harus tegas melarang kegiatan penambangan pasir di daerah-daerah tertentu, yaitu melalui peraturan pemerintah. Pencegahan abrasi dapat dilakukan bila persedian pasir di lautan masih memadai sehingga gelombang air tidak menyentuh garis pantai.
DAMPAK DARI ABRASI